Kamis, 10 Januari 2013

HL Radar Mukomuko 11 Januari 2013

DIBEKUK : Warga Bengkulu Utara yang merupakan DPO Polsek Napal Putih Dibekuk Polsek Penarik.

Ngumpet di Rumah Istri Muda, Warga BU Dibekuk
//DPO Polsek Napal Putih
PENARIK – Pelarian panjang pelaku kasus dugaan penipuan dan pemalsuan surat berinial Mo (30) akhirnya dihentikan jajaran Polsek Penarik. Mo yang merupakan warga Napal Putih, Bengkulu Utara (BU) diketahui berstatus DPO terhitung bulan November tahun lalu, setelah kabur dari pengejaran anggota Polsek Napal Putih. Sekitar pukul 07.05 WIB kemarin, Mo berhasil dibekuk oleh anggota Polsek Penarik yang dipimpin langsung Kapolsek. Menariknya, tempat persembunyian Mo selama ini, di Desa Penarik, Kecamatan Penarik tidak lain rumah istri mudanya.
‘’Kita membantu menangkap buruan DPO Polsek Napal Putih. Sekarang tsk telah kita amankan untuk selanjutnya menunggu jemputan anggota Polsek Napal Putih,’’ kata Kapolres Mukomuko, AKBP. Wisnu Widarto, S.Ik melalui Kapolsek Penarik, Iptu. Tjik Sadarne. MS saat ditemui wartawan.
Mo sendiri harus berurusan dengan aparat lantaran laporan yang dibuat  staf dari PT. Alno Agro Utama Sumindo Estate, Sardi Lumban Tobing kepada pihak kepolisian. Sardi melaporkan Mo telah melakukan tindakan penipuan dengan memalsukan tanda tangan karyawan perusahaan tersebut. Mo yang pada saat menjalankan aksinya bekerja sebagai krani personalia PT. Alno Agro Utama Sumindo Estate memalsukan tanda tangan. Aksi itu dilancarkan Mo pada tanggal 25 Oktober tahun lalu.
‘’Tsk melakukan pemalsuan tanda tangan di tempatnya bekerja. Setelah tahu aksinya dilaporkan, tsk kabur dan menjadi buron,’’ ujar Tjik. Akibat pebuatannya, Mo dijerat dengan pasal 378 jo pasal 263 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun penjara.(***)

(boks)
Mengintip Realisasi Program Jakarta Sehat
//Terlantar, Pasien KJS Pilih Berobat ke Klinik
SEJAK awal dilantik sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok selalu menebar sensasi. Tidak heran jika setiap jejak dari keduanya selalu menjadi bahan berita empuk bagi para jurnalis. Salah satu program andalan Jokowi-Ahok yang jadi sorotan publik adalah Jakarta Sehat. Dimana dengan hanya mengantongi selembar kartu, warga Jakarta bisa mendapat pelayanan kesehatan secara gratis. Cukup inovatif memang. Namun bagaimanakah penerapan program tersebut di lapangan. Berikut liputan wartawan Radar Mukomuko

M WIRO IDRUS, Jakarta

Untuk diketahui bersama-sama, program Kartu Jakarta Sehat atau disingkat KJS diluncurkan oleh Jokowi pada bulan November tahun lalu. Sejauh ini sudah sekitar 3000 lembar kartu yang didistribusikan kepada warga. Adapun syarat pembuatan kartu tersebut, warga cukup dengan memberikan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) ke puskesmas yang terdekat.
Prosedur penggunaannya, warga yang menderita sakit dapat berobat di puskesmas dengan tidak dipungut biaya. Jika penyakitnya terbilang serius, seperti korban kecelakaan atau korban bencana, maka dari puskesmas bakal mengeluarkan surat rujukan kepada Rumah Sakit (RS) milik pemerintah. Di RS yang ditunjuk, warga akan dilayani sebagaimana layaknya pasien umum di kelas III.
Itu konsep. Realitanya di lapangan? dari penelusuran RM sangatlah berbeda. Di salah satu RS, sebut saja RS A, jumlah pasien di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) hari itu membludak. Seluruh tempat tidur yang tersedia tampak ditiduri oleh pasien dengan jenis penyakit berbeda.
Ditelusuri lebih jauh, rupanya sebagian besar pasien itu adalah pasien KJS. Adalah sebutan bagi pasien yang ingin mendapat pelayanan kesehatan dengan mengandalkan KJS.
Timbul pertanyaan di benak RM, mengapa pasien-pasien itu sampai menumpuk di ruang UGD? Ketika coba ditanyakan dengan dokter jaga, alasannya karena kamar perawatan yang tidak lain kamar kelas III sudah terisi penuh. Alhasil pihak RS harus menunggu jika ada pasien yang dirawat sudah pulang.
‘’Maaf kamarnya sudah penuh semua. Silakan tunggu dulu,’’ kata sang dokter seraya berlalu mengarah ke salah satu pasien.
Lalu mesti sampai kapan para pasien malang itu mengantre di UGD? Sementara mereka tengah menderita sakit. Sesaat kemudian, terlihat seorang pria parobaya berpakaian kemeja yang sibuk keluar masuk RS sembari menenteng kertas. Sepertinya ada yang sedang diurus dengan orang lain yang berada di luar RS.
Usut punya usut, rupanya orang itu sedang mengurusi administrasi keluarganya yang tengah sakit. Keluarganya itu termasuk salah satu dari pasien yang menunggu daftar antrean di ruang UGD. Ternyata, apa yang dikatakan oleh dokter semula tidak benar.
Kamar kelas III masih ada beberapa yang kosong. Namun untuk bisa masuk ke dalam kamar dan mendapat perawatan tidak sekadar menunjukkan KJS saja. Melainkan harus ada kenalan di dalam lingkungan RS. Semacam calo kurang lebih.
Realita lain yang terekam RM, di RS lain, sebut saja RS B, terdapat salah seorang pasien KJS yang memutuskan menjalani pengobatan di klinik dekat rumahnya. Keputusan itu diambil lantaran saat hendak berobat di RS B, ia tidak dilayani. Kondisinya serupa dengan di RS A, pasien KJS dinomor duakan ketimbang pasien umum.
‘’Kami tadinya sudah ke rumah sakit bawa KJS. Tapi kata rumah sakit kamarnya penuh semua. Kakak ipar saya ini terkena TBC, dia harus cepat dirawat,’’ singkat salah seorang keluarga pasien ditemui RM.
Dari realita ini, agaknya Gubernur Jokowi harus segera mengevaluasi kinerja pihak RS, khususnya RS pemerintah. Sebab jika dibiarkan, kekecewaan warga akan memuncak, dan Jokowi bakal menuai krisis kepercayaan.(***)

Cuaca Ekstrem Dipicu Global Warming

METRO – Diprediksi hingga akhir bulan ini cuaca di wilayah Provinsi Bengkulu, tak terkecuali di Kabupaten Mukomuko bakal dilanda cuaca ekstrem. Belakangan, kondisi tersebut dikait-kaitkan dengan pemanasan global atau Global Warming. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca buruk badai tropis Sonamu 990 HPA berada di 7.0 Lintang Utara (LU) dan 109.9 Bujur Timur (BT) bergerak lambat ke Barat Daya dengan kecepatan angin diperkirakan mencapai 50 sampai 70 knot/jam dekat pusatnya.
Sementara laporan dari Citra Satelit terlihat adanya badai tropis Sonamu di Laut Cina Selatan dan daerah tekanan rendah 1003 HPA di Perairan Australia Barat Utara. Angin yang ada di atas wilayah Perairan Indonesia diprediksi terjadi di Utara katulistiwa yang umumnya bertiup dari Timur Laut sampai Barat dan di Selatan katulistiwa umumnya bertiup dari Barat Laut sampai Barat, dengan kecepatan angin antara 3 knot hingga 25 knot.
Kondisi itu memberi peluang pertumbuhan awan dan hujan disertai badai guntur dapat terjadi di tujuh perairan, yaitu Laut Natuna, Perairan Bengkulu, Pulau Enggano, Perairan Lampung, Laut Flores, Laut Timor, dan Perairan Papua bagian Utara. Sementara itu, gelombang laut dengan tinggi antara 3 meter hingga 4 meter berpeluang terjadi di beberapa wilayah, seperti Samudera Hindia sebelah Barat Pulau Sumatera, Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan Pulau Jawa, Laut Jawa dan Laut Sulawesi.
Pemicu global warming sendiri tidak lain meningkatnya pembangunan rumah kaca serta perambahan hutan. Nah, terkhusus di Kabupaten Mukomuko, sudah menjadi rahasia umum jika aktivitas perambahan hutan semakin hari semakin marak. Kendatipun dari aparat sudah berupaya keras mencegah hingga memberi penindakan tegas melalui jalur hukum namun tetap saja para pelaku perambahan terus mengerusak guna mengeruk keuntungan pribadi.
‘’Sekarang ini, badai sonamu terjadi di beberapa wilayah perairan termasuk Provinsi Bengkulu. Angin bertiup dari laut Cina dan Australia. Belum lagi adanya penguapan air laut oleh panas matahari yang mengakibatkan hujan deras disertai badai. Kondisi ini masih terjadi hingga beberapa hari kedepan,’’ Kepala Prakiraan Cuaca Stasiun Fatmawati Bengkulu, Suparwi, M.Si.
Terpisah, Direktur Ekskutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Provinsi Bengkulu, Ady Saputra mengatakan bahwa pemanasan global terjadi di seluruh belahan dunia. Sedikit sulit untuk melakukan perbaikan jika tidak dibarengi dengan penanaman hutan kembali khususnya di Indonesia dalam hal ini Provinsi Bengkulu.
‘’Kondisi hutan yang gundul membuat pemanasan global. Belum lagi dampak dari rumah kaca. Jadi kita, harus mengkaji kembali akibat dari semua itu. Dan sekarang ini, kita semua sudah merasakan dampaknya badai yang disertai badai,’’ tutup Ady.(ray)

‘’Dikeroyok’’ Parpol Besar, NasDem Optimis Menang
METRO – Sebagai satu-satunya partai baru dari 10 Partai politik (Parpol) yang dinyatakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai peserta Pemilu 2014 mendatang, para pentolan NasDem di pusat terus mematangkan persiapan. Sejauh ini mereka menyatakan rasa optimismenya dapat memenangkan pemilu, meskipun dikeroyok oleh 9 parpol besar.
Sebagaimana disampaikan oleh salah seorang dewan pendiri pusat Partai NasDem, Ir. Wismen A Razak, M.Si kemarin bahwa lolosnya NasDem dari tahapan verifikasi bukanlah target.
‘’Ya, target utama kita adalah menang dalam pemilu nanti. Kita dari dewan pendiri dan seluruh kader, simpatisan partai tetap bersyukur ata lolosnya NasDem sebagai peserta pemilu. Itu merupakan bukti nyata bahwa rakyat Indonesia begitu menantikan perubahan ke arah lebih baik. Dan NasDem adalah partai yang dinilai mampu mewujudkan perubahan itu. Sampai hari ini, kita di pusat dan kawan-kawan di daerah-daerah, termasuk di Mukomuko terus bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja cepat serta tepat. Kita tidak ingin lengah,’’ tutur Wismen.
Selanjutnya Wismen mengibaratkan perubahan dengan sebuah pepatah, untuk menjernihkan air di hilir harus dimulai dari hulunya.
‘’Hulu itu ibarat parlemen, dan hilir itu ibarat negara atau daerah. Jadi, perubahan haruslah dimulai dari parlemennya atau legislatifnya. Kalau parlemennya sudah baik, tentu Negara atau daerah juga baik. Saat ini gerbong perubahan sudah mulai bergerak, saya mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama bergabung dalam arus perubahan ini,’’ ungkap Wismen yang merupakan mantan politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Di sisi lain, Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Mukomuko, Hermansyah, M.Kom mengatakan, mereka membuka diri bagi pihak-pihak non kader untuk bergabung dalam parpol. Termasuk bagi politisi yang parpolnya dinyatakan tidak lolos verifikasi. Mengenai posisi di tubuh partai  akan ditentukan lewat penjaringan dan hasil seleksi pencalonan dalam parpol.
‘’Yang diutamakan adalah calon terbaik, kalau memang kader ada yang bagus mengapa tidak mereka yang kita utamakan. Namun tidak menutup kemungkinan bagi non kader, yang dinilai mampu bisa ditempatkan pada posisi strategis,’’ kata Hermansyah.
Terpisah, Ketua DPC PKB Kabupaten Mukomuko, Adrizon N menyampaikan bahwa partainya terus menyeleksi ketat calon-calon yang nantinya diusung dalam pemilu, dalam hal ini Pilleg.
‘’Kita akan penuhi calon di setiap dapil, yang mengedepankan kepentingan parpol. Tentu untuk menang calon yang berkualitas menentukan, mau kader atau bukan kader. Kemungkinan banyak diisi oleh tokoh agama, sebab sudah banyak juga yang datang,’’ ujar Adrizon.(jar)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar