RESAH : Keberadaan Pabrik Pemecah Batu, membuat resah warga sekitar, akibat debu yang dikeluarkan saat beraktifitas.
Pabrik Pemecah Batu Dikeluhkan Laing
LUBUK PINANG – Aktivitas pabrik pemecah batu PT. CTA di Desa Suka Pindah, Kecamatan Lubuk Pinang dikeluhkan warga. salah seorang warga Sagala (37) yang langsung datang ke kantor RM, mengatakan debu yang keluar dari hasil pecahan batu olahan pabrik yang beroperasi di wilayah ini memiliki efek kurang baik bagi kesehatan, terutama jika terhirup oleh manusia sehingga akan mengalami ganguan pada saluran pernapasan. Kadang debu yang keluar dari pabrik tersebut menghalangi jarak pandang bagi pengguna jalan.
Ia mengaku sengaja mengadu ke RM, mengingat memintanya pada pihak pabrik meninggikan corong asap tidak di penuhi. Tak hanya itu, usulan untuk pembuatan aspal pada malam hari agar tidak begitu dirasakan dampaknya bagi Sagala dan keluarga juga tidak direalisasikan.
‘’Anak saya, yang umur 4 tahun dan 9 bulan itu sudah menderita Ispa karena setiap harinya selalu menghirup udara yang kurang sehat. Terus suara bisingnya juga sangat menganggu pendengaran kami, apalagi anak kecil,’’ jelas Sagala.
Beroperasinya PT. CTA ini diketahui berlangsung selama 24 jam. Kebberadaan pabrik ini bukannya tidak pernah diprotes oleh sebagian warga, akan tetapi sebagian warga melainkan tidak diberikan realisasi atas aspirasi yang disampaikan terlebih lagi berbentuk usulan.
‘’Saya pernah ngusul dengan desa saat pembahasan masalah pabrik itu secara terbuka, tapi tidak pernah direalisasikan. Saat ini, cerobong asap mengeluarkan asap dari bawah, bukan lagi dari atas, sudah banyak yang bocor,’’ kata Sagala.
Ia juga mengakui, sudah 3 kali perpanjangan izin pabrik tersebut tidak mau membubuhi tandatangannya sebagai salah satu syarat untuk pengajuan kepihak Pemerintah Daerah (pemda). Hal ini diakuinya mengingat tidak ada dampak positif yang dialaminya. Sebelumnya saat pembukaan pertama PT. CTA, warga sekitar pernah dijanjikan untuk diberikan lampu, namun saat ini sudah tidak berlaku. Selain itu, Corporate Social Responsibility (CSR) yang harusnya diberlakukan kepada masyarakat sekitar tidak pernah dirasakan Sagala. Baik hari besar, maupun hal lainnya.
‘’Dari sepengetahuan saya, bantuan berupa tunjangan pendidikan, atau bantuan untuk warga setempat tidak pernah diberlakukan lagi. Contohnya saya yang berada tepat didepan pabrik ini tidak pernah mendapatkan bantuan. Hanya saja, ketika akan meminta tandatangan untuk perpanjangan, adalah diebrikan uang sekitar Rp 50 ribu,’’ urai Sagala.(ceo)
Arah Kiblat Masjid Nurul Taqwa Bergeser
PONDOK SUGUH – Belakangan ini umar muslim yang menghuni Desa Tunggang Kecamatan Pondok Suguh sedikit resah. Pasalnya belakangan ini diketahui arah kiblat Masjid Nurul Taqwa di desa ini ternyata bergeser sekitar 10 derajat. Belum diketahui apakah pergeserannya terjadi usai dibangun atau memang terjadi perubahan setelah dibangun.
Camat Pondok Suguh Khairul Anuwar, SH, menjelaskan saat ini dari dari 11 Masjid dan 20 mushola di Pondok Suguh diketahui baru 1 masjid arah kiblat sudah bergeser. Persegesan tersebut, arah ke kanan dari arah kiblak sebelumnya atau geser 10 derajat dari posisi semula. Pemerintah Kecamatan sendiri merasa bingung.
‘’Saya juga bingung kenapa arah kibat tiba-tiba bergeser. Apa penyebab pergeseran dan apa dasar pergeseran itu sendiri belum ada keterangan dari pihak kementrian agama,’’ kata Khairul.
Sejauh ini, lanjut Khairul, tidak ada data yang menyebutkan bahwa arah kiblat telah berubah. Kalau pun memang adanya pergeseran lempeng bumi juga tidak akan mengubah arah kiblat, kecuali telah berlangsung selama ratusan tahun. Selain itu, dengan adanya perubahan arah kiblat ini sedikit banyaknya akan mempengaruhi bangunan masjid.
‘’Tidak tertutup kemungkinan pergeseran arah kiblat itu juga di tempat lain. Sebab di Pondok Suguh ada 11 masjid dan 20 mushola. Kalau memang sudah ada ketetapan, maka tidak lain arah kiblat mesti diukur ulang,’’ jelas Khairul.
Hal serupa juga terjadi di Masjid Al Mujahirin di Desa Gajah Mati Kecamatan Sungai Rumbai, seperti disampaikan Kades Gajah Mati Bahrun, yang mengalami pergeseran 26 derjat arah utara dari posisi semula. Namun, pergeseran tersebut berdasarkan ketentuan yang dilihat dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu, jika posisi arah kiblat jauh melenceng dari posisi sebenarnya.
‘’Iya, memang sudah berubah arah kiblat Masjid di desa kami. Dan pergeseran itu berubah 26 derajat. Itu berdasarkan penglihatan yang menggunakan alat dari kemenang Bengkulu saat mampir ke Gajah Mati,’’ terang Bahrun.
Sementara itu, dikonfirmasi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mukomuko, Drs. Hamdani, M.Pd menjelaskan, jika memang sudah ada petugas Hisab dan Rukyat dari Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu yang melakukan pengukuran. Maka warga tidak mesti ragu atas pergeseran arah kiblat tersebut. Pasalnya, dalam penentuan tersebut, dari petugas juga memiliki alat ukur yang disebut Teodolip untuk menentukan arah kiblat.
‘’Saya rasa, jika ada petugas Hisab dan Rukyat dari kemenag itu sudah benar. Sebab dalam pengukuran tersebut memiliki alat yang dapat dijadikan acuan dalam penentuan arah kiblat,’’ terang Hamdani.(awo)
Heboh, ABG Diduga Hamil di Luar Nikah
//Dititip di Rumah Kades
SELAGAN RAYA – Warga desa di Kecamatan Selagan Raya dihebohkan dengan adanya Anak Baru Gede (ABG) yang diduga hamil di luar nikah. Sebut saja namanya Bunga (16)_nama disamarkan, ABG asal Kabupaten Kerinci, Jambi. Usia kandungan Bunga yang menginjak 7 bulan tersebut ditengarai buah dari hubungan layaknya suami istri bersama Jantan (23)_juga disamarkan, pemuda asal Kecamatan Selagan Raya yang saat ini tidak diketahui keberadaannya. Hal itu berdasarkan pengakuan Bunga kepada warga.
Tak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, warga dan tokoh adat serta tokoh masyarakat sepakat untuk menitipkan Bunga di rumah perangkat desa dimana Jantan tinggal. Tujuannya, jika nantinya Jantan pulang akan dilakukan musyawarah bersama pihak keluarga. Selain itu, bertujuan untuk mengantisipasi jika ada warga yang nekat berbuat anarkis saat mengetahui ada ABG yang diduga hamil di luar nikah.
‘’Perangkat desa dan tokoh masyarakat datang ke rumah. Mereka mengantar salah seorang warganya yang diduga sedang hamil. Wanita ini akan dititipkan di rumah saya hingga ia dinikahkan dengan lelaki yang diduga menghamilinya. Sebelum menikah, wanita ini dilarang kembali ke desa,’’ kata Kades Kecamatan Selagan Raya, A Hirman.
Hirman berniat membantu menyelesaikan masalah ini. Dalam kesepakatan antara perangkat desa dan tokoh masyarakat Hirman akan menuntaskan masalah ini hingga hari Jumat dan akan berusaha membujuk orang tua Jantan agar dapat menikahkannya dengan Bunga.
‘’Saya bersama kepala kaum di desa ini akan membujuk orang tuanya. Mudah-mudahan ia dapat memulangkan anaknya dan menikah. Saya diberi kesempatan hingga hari Jumat,’’ imbuhnya.
Sementara paman Bunga, Agustar, menyatakan akan menyelesaikan masalah ini melalui jalan damai. Ia berharap keluarga Jantan dapat menyelesaikan masalah ini segera.
‘’Kami minta keluarganya menyelesaikan masalah ini secara baik. Jangan sampai ditunda, karena dapat menimbulkan masalah baru. Setelah ini selesai, masih harus melakukan cuci kampung,’’ pungkas Agustar.(***)
Sapi dan 3 Ekor Ayam Raib
//Curnak Beraksi
AIR MANJUTO - Aksi dugaan pencurian hewan ternak (Curnak) terjadi di Desa Sinar Jaya dan Manjuto Jaya Sp 1 Kecamatan Air Manjuto. I ekor sapi milik Darsim yang ditambang tidak jauh dari rumahnya raib dibawa pencuri. Diperkirakan korban mengalami kerugian mencapai Rp 7 juta. Kejadiannya Rabu (2/1) lalu diperkirakan sore hari atau menjelang malam. Ditempat lain 3 3kor ayam Bangkok milik warga Desa Sinar Jaya, Subawono, seharga Rp 2,5 juta, dan 2 ekor ayam betina seharga Rp 1,5 juta juga dikabarkan menghilang.
Hingga siang kemarin, Darsim masih mencari keberadaan sapi miliknya. Namun sayang belum kunjung ditemukan, kuat dugaan jika sapi miliknya benar-benar telah diboyong oleh kawanan curnak.
‘’Biasanya memang diletakkan disekitar rumah itu saja, tidak kebetulan Rabu itu tidak saya ikat. Talinya saya lepas, dan saya letakkan disekitar kebun sawit di dekat rumah. Tapi sampai sore saya cari tidak ketemu, bahkan sampai kedesa tetangga juga tidak ditemukan,’’ kata Darsim.
Jika diuangkan, Sapi miliknya tersebut diprediksi telah memiliki harga mencapai Rp 7 juta. Selama ini dikatakan Darsim tidak pernah warga mengalami kehilangan ternak. Kendatipun hanya dilepaskan begitu saja disekitar pekarangan rumah atau dikebun belakang rumahnya. Sehingga tidak ada rasa khawatir bagi Darsim ketika melepaskan ternaknya.
‘’Tidak menyangka saja kalau bisa hilang, soalnya dulu kita juga seperti itu. Saya yakin sapi saya dicuri, kalau mati jelas akan ada bangkainya, dan saya yakin perginya juga tidak akan jauh dari lokasi saya melepaskannya,’’ tegas Darmin.
Semenatar Subawono baru menyadari ayam miliknya hilang dari dalam kandang dibelakang rumahnya pada pagi hari Kamis(3/1) lalu. Diperkirakan aksi pencurian dilakukan pada malam harinya. Jelas kejadian tersebut membuat Subawono merasa sedih, harus kehilangan ayam kesayangannya.
‘’Sebelum tidur itu saya sudah cek kalau ayam saya masih didalam kandangnya, subuhnya saya agak heran, biasanya selalu berkokok, tapi suaranya tidak terdengar. Saya pikir ayamnya sakit, setelah sholat saya cek, tau-tau pintu kandang sudah terbuka, dan saya mendapati 3 ekor ayam saya hilang,’’ urai Subawono.
Dikonfirmasi Kades Sinarjaya Suparni mengatakan, belum mendapatkan laporan atas kejadian itu. Namun jika memang hal itu telah meresahkan warga, Suparni akan mengambil tindakan dengan bermusyawarah bersama warganya, untuk mengambil langkah antisipasi terjadinya aksi curnak kedepan. ‘’Nanti saya bahas dulu, apakah poskamling akan kita aktifkan lagi atau cari solusi yang lainnya,’’ tutup Suparni.(ceo)
Satpol PP Tutup Mata
METRO – Hewan ternak terutama sapi, belakangan ini makin bebas berkeliaran di jalanan, kawasan perkantoran hingga pemukiman warga. Kondisi itu menimbulkan keresahan juga pemandangan tidak enak. Kenyataan ini, membuat pertanyaan atas kinerja Satuan Polisi Pamong Praja (Sapol PP). Sejauh ini Satpol PP dinilai kurang peka alias tutup mata. Mereka bergerak saat ada perintah dan instruksi secara langsung dari bupati.
Plt Sekdakab Mukomuko, H Chaidir Anuar mengatakan bahwa Satpol PP bertugas untuk menegakkan perda. Termasuk penertiban ternak. Dan dalam waktu dekat pihaknya bakal melayangkan surat kepada Satpol PP untuk menggelar penertiban.
‘’Ya, kami melihat secara langsung. Dan kami sayangkan sekali tidak ada anggota Satpol yang tergerak hatinya untuk mengusir sapi di areal perkantoran. Dan tidak mesti menunggu instruksi. Selain mengganggu pemandangan, kotorannya juga berserakan di halaman kantor. Kita akan instruksikan mereka untuk bergerak,’’ ungkap Chaidir.
Ditambahkannya, selain penertiban ternak sapinya, Chaidir juga meminta agar pemilik sapi tersebut juga diberikan teguran. Jika, dibiarkan akan menimbulkan konflik. Pihaknya bersama pemerintah bakal mengupayakan mencarikan solusi, sehingga Kota Mukomuko netral dari ternak berkeliaran.
‘’Sebenarnya kalau ternak itu tidak salah, karena pemiliknya yang harus memiliki kesadaran. Sekalipun dilepas, harus diikat. Kalau sekarang ini, banyak sapi yang menyebrang jalan dan mengganggu kendaraan yang melintas. Pemilik sapi harus ditegur, kalau memang masih terbukti bisa ditindak tegas sesuai perda,’’ imbuh Chaidir.
Terpisah, Kepala Satpol PP, Awalludin Chan mengaku sampai saat ini belum ada instruksi untuk penertiban ternak. Jika tidak adfa Surat Perintah Tugas (SPT), pihaknya tidak berani karena khawatir terjadi complain dengan masyarakat. Namun, informasi terbaru dalam waktu dekat penertiban ternak bakal dilakukan.
‘’Kalau kami hanya mengikuti perintah. Kalau kita semena-mena menangkap ternak masyarakat, bisa saja mereka menuntut. Kita tidak megang SPT. Nah, itu yang kami tidak ingin terjadi. Sejauh ini, anggota juga sering melakukan pengusiran sapi, terutama yang berkeliaran di areal perkantoran,’’ demikian Awalludin.(ray)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar