Sepasang Piton Ditakok Warga
METRO - Dua ekor ular piton berukuran besar dan sedang ditemukan oleh Sopiyan, warga Desa Pondok Batu, Kecamatan Kota Mukomuko. Masing-masing ini, yang berukuran besar panjangnya mencapai 9 meter dengan bobot 100 kg, sementara satu lagi seberat 30 kg. Satu pasang ular ini ditemukan dalam kondisi hidup, tidak jauh dari pemukiman warga Pondok Batu pada Sabtu (5/1).
Sopiyan, menjelaskan ular ini ditemukan saat ia tengah memeriksa lukah atau Bubu ikan yang dipasangnya. Ia sempat terkejut melihat ada pergerakan di dalam air tidak jauh dari tempat lukahnya terpasang. Karena penasaran ia langsung mendekatinya. Ternyata binatang yang berada dalam air itu adalah ular. Sopiyan langsung menghubungi rekan-rekan yang lain untuk diminta bantuan menangkap ular ini. Dibutuhkan 6 orang untuk melumpuhkan ular itu.
‘’Saya sedang melihat lukah di sungai. Dari jauh terlihat sesuatu bergerak di dalam air. Didekati ternyata itu ular. Saya memanggil rekan lain. 6 orang baru bisa menangkap ular itu,’’ kata Sopiyan yang ditemui.
Ular yang berukuran besar tersebut, cukup kuat dan liar. Hingga untuk melumpuhkannya mereka terpaksa memukul kepala piton tersebut dengan benda keras. Selanjutnya baru bisa dibawa naik ke mobil untuk dibawa pulang.
‘’Kami menggunakan kayu untuk memukul kepala ular. Tidak mudah untuk membunuhnya. Dari pada menerkam orang, kami memukul kepalanya sampai tidak bergerak,’’ ujar Sopiyan.
Ular ini kemudian dijual kepada salah seorang pembeli yang berminat dengan harga Rp 200 rb. Ia tidak mengetahui pasti dari mana datangnya ular ini. sebab ia sudah berulangkali ke tempat itu namun tidak pernah menemukannya. Ada dugaan ular ini keluar lantaran musim penghujan.
‘’Kami menjualnya. Tidak mungkin untuk dipelihara yang satunya lagi, karena bisa berbahaya untuk orang lain,’’ pungkas Sopiyan.(dik)
Pengusaha Diminta Sisihkan 2,5 Persen
//Entas Kemiskinan
METRO – Dalam rangka mengikis angka kemiskinan, Bupati, Drs.H Ichwan Yunus, CPA, MM, meminta pengusaha yang berada di Kabupaten Mukomuko berpartisipasi aktif. Salah satu langkah yang akan dilakukan tahun ini bakal dibentuk forum Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. Dimana setiap perusahaan diminta menyisihkan setiap perusahaan bakal dikenakan CSR sebesar 2,5 persen dari keuntungan selama 1 tahun.
Sebagai penggerak program ini adalah Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans). Dana yang dikumpulkan nanti bakal digunakan untuk santunan bagi warga miskin serta dana antisipasi bencana lainnya. Dari data yang ada sekarang jumlah perusahaan di Kabupaten Mukomuko sebanyak 60 perusahaan, diantaranya bergerak disektor perkebunan, pabrik, jasa dan tambang serta usaha lain.
‘’Program pengentasan kemiskinan harus dilakukan. Sejauh ini, angka kemiskinan di Kabupaten Mukomuko sudah mulai menurun. Dan kita harus melibatkan perusahaan untuk memberikan CSR. Nantinya, kami meminta dinas sosial untuk memfasilitasi,’’ ungkap Ichwan.
Keinginan bupati ini langsung disambut oleh Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Mukomuko, HM Badri Rusli, SH, dikatakannya dalam waktu dekat pembentukan forum CSR akan dilakukan. Untuk kelancaran program bupati ini dan tercapainya target yang diinginkan, Badri, meminta seluruh perusahaan ikut berpartisipasi. Ia mengakui pada dasarnya selama ini CSR sudah diterima oleh masyarakat dari perusahaan, tetapi lantaran tidak dikendalikan dengan baik maka sasaran bantuan belum mampu memberi perubahan bagi warga miskin.
‘’Kita memang tahun ini punya program. Untuk data perusahaan yang ada di Kabupaten Mukomuko juga sudah lengkap. Tingkal kita koordinasikan, nantinya ada pembentukan. Kalau dari kami tinggal memfasilitasi saja, dan pengurus forumnya dari perusahaan itu sendiri. Jadi nantinya ada dana yang dikumpulkan untuk disalurkan kepada masyarakat. Soal sasarannya, nantinya akan ditentukan sesuai kesepakatan,’’ terang Badri.
Dalam rencana itu, Badri memastikan akan bekerjasama dengan Pemkab dan DPRD, sehingga apa yang direncanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan. Dan pastinya, pengentasan kemiskinan wajib didukung semua pihak.
‘’Kita memang harus melibatkan banyak pihak. Jadi, nantinya program ini terus berjalan. Jangan sampai nantinya berhenti di tengah jalan. Ini untuk kita semua dan masyarakat luas,’’ demikian Badri.(ray)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar