Kamis, 27 Desember 2012

Hot News :D


Rebutan Cowok, Pelajar MTS Cakar Pelajar SMP
LUBUK PINANG - Ada-ada saja ulah dua remaja putri di Kecamatan Lubuk Pinang ini. Kedua Anak Baru Gede (ABG) berinisial Wi (14) warga Desa Arah Tiga dan Ra (15) Warga Desa Lubuk Pinang, itu berkelahi hingga saling cakar dan saling menjambak rambut diduga hanya karena rebutan cowok. Informasi yang didapat, Wi yang merupakan pelajar kelas 1 MTsN Lubuk Pinang sudah lama kenal dengan pria yang juga seorang pelajar berinisial An (16). Status keduanya diketahui sedang berpacaran, sementara baru – baru ini An deketahui sedang dekat dengan Ra yang membuat Wi merasa geram, dan menuduh jika Ra telah merebut kekasih hatinya.
‘’Wi ngaku kalau Ra merebut pacarnya, kami ikut karena diajak sama Ra. Kata Ra mau ketemu Wi untuk menjelaskan kalau dia tidak ada hubungan sama An,’’ ujar Yuni, salah seorang pelajar yang ikut serta menyaksikan ulah kedua ABG tersebut.
Tidak terima dengan hal tersebut, jelang penerimaan raport seminggu yang lalu Wi mengajak Ra bertemu. Usai pulang dari sekolah, ditemani beberapa orang teman perempuannya, kedua kubu beranjak menuju lahan kosong dilokasi Sayap Kanan, Desa Lubuk Pinang. Sesampai dilokasi, tanpa basa-basi, keduanya langsung membahas perihal yang tengah panas. Tidak puas saling nyolot dan bersitegang urat leher, emosi keduanya memuncak, dan akhirnya melakukan aksi saling cakar, saling jambak, hingga terjatuh ketanah kuning disaksikan sejumlah teman sekolahnya yang ikut menyorak aksi keduanya.
‘’Ada teman yang sempat merekam aksi mereka yang berkelahi. Kami tidak berani berbuat banyak, soalnya kami dimarah kalau ikut campur. Mereka (Wi, dan Ra, Red) mengaku bisa menyelesaikannya sendiri-sendiri. Ya sudah kami biarkan saja,’’ urai Yuni.
Akibat kejadian tersebut wajah keduanya sama-sama mengalami luka lebam dan bekas cakar. Perkelahian itu terhenti setelah teman-temannya mengambil insiatif untuk meleraikan mereka. Meskipun telah dipesan untuk tidak ikut campur. Perkelahian dua ABG tersebut tidak diketahui oleh masing-masing orangtua dan guru. Keduanya juga tidak mengambil langkah untuk mengadukan hal tersebut kepada pihak berwenang, melainkan pulang kerumah masing-masing.
‘’Saya sempat lihat juga, karena ada keponakan saya ngasih tahu ada anak sekolah yang sedang berantem. Saya pikir pelajar cowok. Waktu saya sampai keduanya sedang asik-asiknya gulat diatas tanah kuning, sementara teman-temannya hanya menyoraki,’’ tutur Jhodi, salah seorang pemuda Desa Lubuk Pinang.(ceo)

Rabu, 26 Desember 2012

Lubuk Pinang Terkini

Realisasi PBB 2 Desa 0 Persen
V KOTO - Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) jatuh tempo pada 30 September lalu. Diketahui realisasi penerimaan PBB di Kecamatan V Koto selama tahun 2012 sangat mencengangkan. 3762 lembar Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), dengan target uang Rp 53.437.400, terealisasi hanya Rp 16.676.380 atau sebanyak 1268 lembar SPPT. Bahkan PBB Desa Talang Petai dan Desa Talang Sepakat realisasinya 0 persen.
‘’Kita sudah membuat teguran baik secara tulisan maupun lisan dengan pemerintah desa di dua desa itu. Kalau dibilang kecewa, ya jelas kami sangat kecewa,’’ kata Aran, S.Pd selaku Camat V Koto.
Untuk diketahui, jumlah SPPT yang tersebar di Desa Talang Petai selama 2012 sebanyak 275 lembar, dengan jumlah uang Rp 2.990 ribu. Dan Desa Talang Sepakat sebanyak 170 lembar dengan jumlah uang Rp 1.616 ribu. Sedangkan Desa Lalang Luas keluar sebagai Desa pencapaian PBB dengan realisasi 100 persen.
‘’Sosialisasi sudah dilakukan, pemerintah desa dalam hal ini harus bertindak. Terlebih desa Talang Petai, yang merupakan desa induk. Hareusnya lebih memahami soal PBB setiap tahunnya,’’ kata Aran.
Kendati demikian, jumlah pajak terhutang bagi wajib pajak di dua desa tersebut, akan tetap ditagih. Namun pelaksanaan penagihan dilakukan pada tahun depan. Mengingat ditahun ini, deadline penyetoran PBB kepada pihak Bank telah jatuh tempo. Kendatipun dibayar, maka wajib pajak akan dikenai denda.
‘’Yang diberatkan warga itu sendiri, karena tahun depan akan tetap dibayar berapa jumlah tagihan yang harus dibayar, berbarengan dengan jumlah pajak yang harus dibayar tahun depan,’’ tegasnya.
Pada dasarnya, ditegaskan Aran, pemerintah desa dalam hal ini harus bertanggung jawab dan mendapatkan sanksi. Mengingat telah melanggar aturan yang berlaku, Namun pihaknya masih memberikan toleransi, dan melakukan pendekatan lebih jauh lagi. Dengan harapan Kades dalam hal ini bisa memahami tugasnya dalam membantu pemerintah daerah. Solusi yang akan dilakukan Aran diantaranya yakni akan meningkatkan sosialisasi dan pemahaman soal pembayaran PBB. Serta memberitahukan manfaat dan kewajiban sebagai warga Negara.
‘’Memang ada yang mengaku tidak tahu harus membayar PBB, ada juga yang mengaku sudah membayarnya. Sosialisasi akan kita tingkatkan lagi kedepannya, supaya realisasi penerimaan PBB kita makin meningkat,’’ ulas Aran ramah.(ceo)

 DP3K : Stok Pupuk Stabil!
LUBUK PINANG – Kepala Bidang (kabid) Prasarana dan Sarana Pertanian (Prasap) Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan (P3K) Kabupaten Mukomuko, Toyeb,A.Md membantah jika terjadinya kelangkaan pupuk subsidi untuk dijual kepada petani padi sawah. Khusunya pupuk urea, yang diketahui stok pupuk masih tersedia banyak di 3 unit agen resmi.
‘’Kalau langka itu tidak mungkin terjadi, soalnya stok pupuk kami jamin masih banyak tersedia di 3 unit agen Resmi pupuk di Kabupaten Mukomuko ini,’’ ujar Toyeb.
Selain itu Toyeb juga menyayangkan tentang mahalnya harga pupuk yang harus dibeli oleh para petani. Yakni jauh melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk sesuai dengan SK Kementrian Dalam Negeri (kemendagri) sebesar Rp 90 ribu, atau Rp 1800 per Kilogramnya. Untuk wilayah Kecamatan Lubuk Pinang, yang merupakan wilayah paling ujung, HET pupuk subsidi diketahui sebesar Rp 106 ribu per karungnya. Karena harus dikalikan dengan biaya angkut sesuai jaraknya dan biaya bongkar muat pupuk.
‘’Kalau seandainya memang ada kesepatakan antara pemilik kios pupuk dengan petani, kita juga tidak bisa menekan para penjual pupuk. Yang jelas, kalau kita kaji, harga itu sangat menyulitkan petani, atau mencekek leher petani kita,’’ urai Toyeb.
Lantas apa tindakan yang akan dilakukan pihaknya mengatasi masalah kelangkaan dan mahalnya harga pupuk bagi petani tersebut? Diakui Toyeb, pihaknya telah menurunkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) untuk memantau perkembangan, keluhan, serta kendala yang dihadapi oleh para petani. Untuk kemudian dilaporkan dan dibahas secara bersama guna mendapatkan solusinya. Namun untuk diketahui, sebelumnya, dikatakan Toyeb, pihak dinas telag mengambil langkah antisipasi mengatasi masalah yang setiap musim tanam terjadi. Yakni, menyarankan seluruh petani padi sawah mengumpulkan dana untuk pembelian pupuk sesuai kebutuhan kepada masing-masing kelompok tani. Untuk kemudian diusulkan dengan pihak Pusri.
‘’Seperti di Selagan Raya, setiap kelompoknya sangat aktif dalam menyikapi masalah pupuk. Sehingga ketika kita sarankan petani langsung bergerak, jadi dua bulan sebelum dibutuhkan pupuk, kita sudah mengajukannya dengan pusri. Beda dengan di Lubuk Pinang, yang aktif hanya 2 kelompok saja. Kebanyakan petani membeli pupuk dua hari sebelum akan disebar, jelas ini akan dimanfaatkan oleh pedagang pupuk untuk menekan harga pupuk,’’ ulasnya.
Toyeb menegaskan kedepan, petani dimintai untuk dapat menyimpan bukti pembelian pupuk dengan harga yang relativ mahal. Yakni berupa kwitansi, dan hal lainnya. Untuk kemudian dilaporkan dengan PPL setempat, agar dapat ditindaklanjuti, dan diberikan teguran atau sanksi bagi pemilik kios agar tidak mengulangi hal serupa.
‘’Kalau cukup bukti, kita akan tindaklanjuti, terlebih bagi kios yang resmi. Bisa kita tegur dan diberikan sanksi tegas jika tidak sesuai dengan HET yang tertera,’’pungkasnya.(ceo)



Pasar Pagi Diusul Permanent
XIV KOTO – kepala Desa (kades) Lubuk Sanai, Kecamatan XIV Koto Yusdi mengaku telah mendapatkan usulan dan dukungan dari sejumlah warga, untuk membuat pasar pagi khusus menjual sayuran menjadi permanent. Hal itu mengingat potensi pasar pagi yang baru beroperasi sejak awal tahun 2012 tersebut sangat bagus. Selain para petani sayur mudah menjual hasil panen kepada pengecer sayur, warga juga merasa mudah untuk mendapatkan sayur mayur.
Namun dikatakan Yusdi, sejauh ini kendala untuk membuat pasar pagi menjadi permanent mengingat tidak ada lokasinya. Diletakkan disimpang desa Lubuk Sanai, sebagai bentuk antisipasi para pemerintah desa, takut terjadi kecelakaan lalu lintas. Lantaran sebelumnya, para pedagang berjualan ditepi jalan didepan kantor camat XIV Koto.
‘’Untuk sementara waktu ini, kita masih manfaatkan lahan kosong milik desa. Tapi kalau nanti ada pembangunan desa, mau tidak mau sesuai perjanjian, pedagang harus membongkar lapak mereka, dan tidak bisa berjualan dilokasi itu lagi,’’ kata Yusdi.
Hanya saja, dikatakan Yusdi, tidak bisa dipungkiri keeradaan pasar pagi sangat membantu warga sekitar. Salah satunya, terbentuknya lapgan kerja bagi petugas kebersihan dan keamanan sebanyak 3 orang. Yang digaji dengan biaya yang dikeluarkan oleh sejumlah pedagang sayur dengan cara patungan.
‘’Kami tidak pernah mematokan berapa mau dikasih, tapi untuk biaya kebersihan dan keamanan bagi pedagang itu juga. Ya alhamdulillah, ada 3 warga saya yang mendapatkan pekerjaan untuk kebersihan dan keamanan,’’ tutupnya.(ceo)

 










Profesi :)

NGELUH : Petani padi sawah di Desa Ranah Karya, Kecamatan Lubuk Pinang, Kabupaten Mukomuko mengeluhkan kelangkaan pupuk urea. yang dibeli dengan harga Rp 140 ribu per karungnya. yang diketahui jauh melebihi HET sebesar Rp 106 ribu.

Selasa, 25 Desember 2012

Petani Cabai Merugi

Petani Cabai Merugi

LUBUK PINANGBukan saja kemarau yang menyebabkan petani merugi. Buktinya tingginya curah hujan yang melanda daerah ini sejak 2 bulan terakhir, menyebabkan pasokan air bagi tanaman menjadi berlebihan, menyebabkan tanaman menjadi layu dan bahkan mati. Hal ini dialami sejumlah petani cabe merah di Desa Ranah Karya, Kecamatan Lubuk Pinang. Contoh hampir 1,5 Hektare (Ha) kebun cabe milik Roma, dan Edi mati lantaran terendam air hujan sejak 2 minggu terakhir. Akibatnya, cabe yang harusnya masih bisa dipanen hingga dua bulan kedepan menjadi mati dan tidak bisa diolah.
‘’Apapun itu bentuknya, kalau dia berlebihan pasti tidak akan bagus. Sama halnya dengan tanaman cabe kami ini, sudah hampir 2 minggu berturut-turut bahkan mungkin 1 bulan ini terus dilanda hujan, jadi akarnya membusuk dan pohon cabe jadi layu akhirnya mati,’’ jelas Marwani, pengelola kebun cabe milik Roma.
Padahal berbagai cara telah dilakukan Roma, mulai dari menggali siring untuk mengalir kan air lebih dalam lagi, bahkan membuat siring khusus untuk pembuangan air hujan agar tidak mengendap akar pohon cabe. Sayang usaha tersebut tidak mampu menyelamatkan pohon cabe miliknya. Panen yang harusnya roma bisa mendapat sebanyak ribuan kilo gram (kg) cabe merah, harus merosot hingga puluhan kg. akibatnya Romna harus menanggung kerugian mencapai jutaan rupiah.
‘’saya masih sempat panen sekitar 7 kali, posisi saat itu kondisi cabe baru berbuah. Dan hasil yang saya raup cukup memuaskan. Tapi setelah itu, cabe saya mulai layu, dan sudah 89 persen ini saya rasa mati semua,’’ tegas Roma.
Hal serupa juga diakui Edi, meskipun ini adalah resiko bagi Edi sebagai petani, namun akibat hujan yang terjadi secara terus menerus juga tidak bisa membuat Edi bercocok tanam sayuran lainnya. Sekalipun itu sayuran berupa kacang panjang, pare, bayam dan lainnya. Padahal, untuk bercocok tanam sayur mayur, dilahan miliknya bagi Edi sangat strategis dan sangat menjanjikan.
‘’Kalau posisinya strategis, biasanya saya juga nanam sayur dilahan saya itu. Tapi karena sekarang sedang musim hujan, ya mau bagaimana lagi. Kita juga tidak bisa menyalahkan cuaca, kami juga tidak bisa menyalahkan siapa-sapa,’’ tutupnya.(ceo)


lubuk pinang terkini

Liburan, Bendungan Ramai Dikunjungi
V KOTO – Bagi kalangan pelajar dan juga PNS, momentum Hari Natal kali ini disambut dengan riang. Pasalnya mereka mendapat jatah libur terbilang lama. Tidak sedikit pelajar dan PNS yang memilih berlibur ke luar kota, baik itu ke Kota Bengkulu, Padang ataupun Kerinci. Namun ada pula yang menghabiskan waktu libur dengan mengunjungi objek-objek wisata di Mukomuko, salah satunya Bendungan Manjuto.
Dari pantauan wartawan, sejak hari Sabtu (22/12) lalu tingkat kunjungan wisatawan lokal di bendungan mengalami peningkatan dibanding hari biasa. Mayoritas mereka terdiri dari kalangan ABG, serta ada pula keluarga. Kendati tidak ada sarana hiburan khusus, tapi bagi mereka keindahan pemandangan setempat sudah cukup menghibur.
Kepala Tata Usaha (TU) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bendungan Manjuto, Muslim membenarkan bahwa ada peningkatan kunjungan dalam masa liburan beberapa hari ini. Mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dari UPT telah berkoordinasi dengan anggota kepolisian setempat.
‘’Kalau ada yang sifatnya kecelakaan bisa langsung dilarikan ke puskesmas.  Begitu juga untuk keamanan, kantor Polsek sangat dekat dari sini,’’ ungkap Muslim. 
Muslim lalu mewarning kepada pengunjung untuk tidak duduk-duduk di atas jembatan maupun tepi bendungan. Selain itu, para pengunjung juga diminta untuk tidak mandi sebab debit air mengalami kenaikan seiring tingginya curah hujan akhir-akhir ini.
‘’Kalau untuk peringatan kita sudah ada pemberitahuan melalui rambu-rambu dan juga sudah kita beritahu dari mulut ke mulut. Perlu diwaspadai juga bagi yang mau mandi, karena debit air sedang naik,’’ Pungkas Muslim.(ceo)

Bustari Diklaim Berasal dari Tapan
Didukung HKK Sebagai Caretaker Bup
LUBUK PINANG – Sebelumnya, dari Panitia Persiapan Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) menegaskan bahwa yang figur akan diusulkan menjadi Caretaker Bupati Kabupaten Pemekaran Renah Indojati adalah putra daerah setempat. Ini sudah menjadi kesepakatan antara pihak panitia dengan Pemprov Sumatera Barat (Sumbar). Terkait itu, Himpunan Keluarga Kerinci (HKK) Kabupaten Mukomuko menyatakan bahwa sosok salah seorang pejabat Mukomuko, Drs.H Bustari Maler, M.Hum sangat pantas diajukan sebagai calon caretaker. 
Dari segi persyaratan, sebagaimana diungkapkan Ketua HKK, Muslihudin, S.Ip kepada Radar Mukomuko (RM), Bustari disebut-sebut berasal dari Basa Empek Balai Tapan. Ini jelas cukup mengejutkan. Sebab selama ini Bustari diketahui sebagai putra daerah Kabupaten Mukomuko, persisnya dari Kecamatan V Koto.
‘’Jadi Bustari itu bukan hanya istrinya yang berasal dari Tapan, tapi Bustari itu sendiri aslinya dari Tapan juga. Di Desa Lalang Luas, Kecamatan V Koto itu hanya tempat dia (Bustari, red) dan keluarganya tinggal,’’ beber  Muslihudin.
Dukungan yang diberikan kepada Bustari, diungkapkan lebih lanjut Muslihudin bukan atas dasar apa-apa. Bustari dinilai sudah sangat matang sebagai seorang  birokrat. Selain itu, Bustari juga berpengalaman dalam memperjuangkan daerah pemekaran. Dimana ia pernah tergabung dalam presidium pemekaran Kabupaten Mukomuko.
Rencana pemekaran Kabupaten Renah Indojati, dianggap Muslihudin sama halnya dengan membuka akses baru bagi masyarakat. Baik masyarakat yang berasal dari Kerinci, Kabupaten Mukomuko maupun dari Indojati sendiri.
‘’Jelas ini akan sangat membantu masyarakat banyak, terutama dari 2 kabupaten tetangga kedepannya,’’ terang Muslihudin.(ceo)