Rebutan Cowok, Pelajar
MTS Cakar Pelajar SMP
LUBUK PINANG - Ada-ada
saja ulah dua remaja putri di Kecamatan Lubuk Pinang ini. Kedua Anak Baru Gede
(ABG) berinisial Wi (14) warga Desa Arah Tiga dan Ra (15) Warga Desa Lubuk
Pinang, itu berkelahi hingga saling cakar dan saling menjambak rambut diduga hanya
karena rebutan cowok. Informasi yang didapat, Wi yang merupakan pelajar kelas 1
MTsN Lubuk Pinang sudah lama kenal dengan pria yang juga seorang pelajar
berinisial An (16). Status keduanya diketahui sedang berpacaran, sementara baru
– baru ini An deketahui sedang dekat dengan Ra yang membuat Wi merasa geram,
dan menuduh jika Ra telah merebut kekasih hatinya.
‘’Wi ngaku kalau
Ra merebut pacarnya, kami ikut karena diajak sama Ra. Kata Ra mau ketemu Wi
untuk menjelaskan kalau dia tidak ada hubungan sama An,’’ ujar Yuni, salah
seorang pelajar yang ikut serta menyaksikan ulah kedua ABG tersebut.
Tidak terima
dengan hal tersebut, jelang penerimaan raport seminggu yang lalu Wi mengajak Ra
bertemu. Usai pulang dari sekolah, ditemani beberapa orang teman perempuannya, kedua
kubu beranjak menuju lahan kosong dilokasi Sayap Kanan, Desa Lubuk Pinang. Sesampai
dilokasi, tanpa basa-basi, keduanya langsung membahas perihal yang tengah
panas. Tidak puas saling nyolot dan bersitegang urat leher, emosi keduanya
memuncak, dan akhirnya melakukan aksi saling cakar, saling jambak, hingga
terjatuh ketanah kuning disaksikan sejumlah teman sekolahnya yang ikut menyorak
aksi keduanya.
‘’Ada teman yang
sempat merekam aksi mereka yang berkelahi. Kami tidak berani berbuat banyak,
soalnya kami dimarah kalau ikut campur. Mereka (Wi, dan Ra, Red) mengaku bisa menyelesaikannya
sendiri-sendiri. Ya sudah kami biarkan saja,’’ urai Yuni.
Akibat kejadian
tersebut wajah keduanya sama-sama mengalami luka lebam dan bekas cakar.
Perkelahian itu terhenti setelah teman-temannya mengambil insiatif untuk
meleraikan mereka. Meskipun telah dipesan untuk tidak ikut campur. Perkelahian dua
ABG tersebut tidak diketahui oleh masing-masing orangtua dan guru. Keduanya juga
tidak mengambil langkah untuk mengadukan hal tersebut kepada pihak berwenang, melainkan
pulang kerumah masing-masing.
‘’Saya sempat
lihat juga, karena ada keponakan saya ngasih tahu ada anak sekolah yang sedang
berantem. Saya pikir pelajar cowok. Waktu saya sampai keduanya sedang
asik-asiknya gulat diatas tanah kuning, sementara teman-temannya hanya
menyoraki,’’ tutur Jhodi, salah seorang pemuda Desa Lubuk Pinang.(ceo)